Pembahasan Lengkap Tentang Isim Isyarah dan Maushul
Pembahasan Lengkap Tentang Isim Isyarah dan Maushul
Isim isyarah dan maushul termasuk bagian dari
isim ma’rifah yang mana sebelumnya penulis telah menjelaskan secara lengkap dan
rinci tentang isim ma’rifah lainnya yaitu isim dhamir dan isim alam.
Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis
akan mengulas secara lengkap mengenai isim isyarah dan isim maushul.
Pengertian Isim Isyarah
Isim isyarah adalah kata yang digunakan untuk
menunjukkan sesuatu tertentu atau yang sering disebut dengan musyar ilaih.
Bentuk Isim Isyarah dan Pemakaiannya
Berikut pemakaian untuk mudzakkar:
ذَا :
digunakan untuk mufrad mudzakkar.
ذَانِ : digunakan untuk tasniyah mudzakkar pada ketika rafa’.
ذَيْنِ : digunakan untuk tasniyah mudzakkar pada ketika nashab dan
jar.
أُوْلَاءِ : digunakan untuk jamak mudzakkar.
Berikut pemakaian untuk muannas:
ذِيْ – ذِهْ – تِيْ – تِه - تَا : digunakan untuk mufrad muannas.
تَانِ : digunakan untuk tasniyah muannas pada ketika rafa’.
تَيْنِ : digunakan untuk tasniyah muannas pada ketika nashab dan jar.
أُوْلَاءِ : digunakan untuk jamak muannas.
Ketentuan
· Dibolehkan untuk memasukkan ha tanbih (ه)
pada setiap isim isyarah.
Contohnya
seperti هذا – هذه - هؤلاء
· Apabila musyar ilaih (yang ditunjukkan) itu
jauh, sambungkan dengan kaf (ك)
yang perubahannya sama dengan kaf pada isim dhamir.
Contohnya
seperti ذَاكَ – ذَاكِ – ذَاكُمَا – ذَاكُمْ - ذَاكُنَّ
· Dibolehkan menambah huruf lam (ل)
sebelum huruf kaf (ك).
Namun tidak pada tasniyah dan jamak menurut pendapat yang bacaannya panjang.
Contohnya
seperti ذَالِكَ – ذَالِكِ – ذَالِكُمَا – ذَالِكُمْ – ذَالِكُنَّ
· Lam tidak dibolehkan masuk pada mufrad apabila
diawali ha tanbih (ه).
Isim Isyarah yang Menunjukkan kepada Tempat Dekat dan Jauh
Bentuk isim isyarah yang menunjukkan kepada
tempat yang dekat adalah هُنَا – ههُنَا
Adapun bentuk isim isyarah yang menunjukkan
kepada tempat yang jauh adalah
هُنَاكَ - ههُنَاكَ - هُنَالِكَ - هَنَّا -
هِنَّا - ثَمَّ
Pengertian Isim Maushul
Isim maushul adalah kata yang membutuhkan shilah
(penghubung) dan ‘a-id (dhamir yang kembali kepadanya).
Contohnya seperti kalimat جَاءَ الَّذِيْ نَصَرَ أَحْمَدَ (telah datang orang yang
menolong Ahmad)
الَّذِيْ adalah isim maushul dan pada kata نَصَرَ tersimpan dhamir mustatir (هُوَ)
yang kembali kepadanya (isim maushul, yaitu الَّذِيْ)
Pengertian Shilah dan ‘Aid
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada
definisi di atas bahwa isim maushul membutuhkan shilah dan ‘aid.
Shilah
Shilah adalah jumlah (kalimat) atau yang
menyerupai jumlah setelah isim maushul.
Shilah yang berbentuk jumlah adalah kalimat
yang tersusun dari fi’il dan fa’il (jumlah fi’liyah) atau mubtada dan
khabar (jumlah Ismiyah).
Berikut contohnya:
· Fi’il dan fa’il : جَاء الَّذِيْ قَامَ أبُوْهُ
· Mubtada dan khabar: جَاء الَّذِيْ أبُوْهُ قَائِمٌ
Sedangkan shilah yang menyerupai jumlah ada 3
macam:
1. Zharaf
2. Jar majrur
3. Sifat yang sharih
(isim fa’il dan isim maful yang diawali denga alif lam)
Contohnya:
· Zharaf : جَاءَ الَّذيْ عِنْدَكَ
· Jar majrur : جَاءَ الَّذيْ فِى الدَّارِ
· Sifat yang sharih : جَاءَ الَّذيْ النَّاصِرُ زَيْدًا
Keterangan
Zharaf dan majrur bilamana berposisi sebagai
shilah maka berkaitan dengan fi’il yang wajib dibuang, yaitu اسْتَقَرَّ (tetap).
‘Aid
‘Aid adalah dhamir yang sesuai bagi isim
maushul, baik itu mufrad, tasniyah ataupun jamak dan terkadang ia dibuang atau
tidak disebutkan.
Bentuk Isim Maushul dan Pemakaiannya
Isim maushul terbagi 2, yaitu:
1. Nash
2. Musytarak
Isim maushul nash terdapat 8 bentuk kata:
1. الَّذِيْ : digunakan
untuk mufrad mudzakkar.
2. الَّتِيْ : digunakan
untuk mufrad muannas.
3. اللَّذَانِ : digunakan
untuk tasniyah mudzakkar pada ketika rafa’.
4. اللَّتَانِ : digunakan
untuk tasniyah muannas pada ketika rafa’.
5. اللَّذَيْنِ : digunakan
untuk tasniyah mudzakkar pada ketika nashab dan jar.
6. اللَّتَيْنِ : digunakan
untuk tasniyah muannas pada ketika nashab dan jar.
7. اللَّذِيْنَ - الْأُولَى - اللَّذُوْنَ : digunakan untuk jamak mudzakkar.
8. اللَّائِيْ - اللَّاتِيْ - اللَّوَاتِيْ : digunakan untuk jamak muannas.
Isim maushul musytarak terdapat 6 bentuk kata:
1. مَنْ :
digunakan untuk yang berakal dan terkadang sebaliknya
2. مَا :
digunakan untuk yang berakal dan terkadang sebaliknya
3. أَيّ : digunakan
secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal
4. أَلْ :
digunakan secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal
5. ذُوْ : digunakan
secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal
6. ذَا :
digunakan secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal
Posting Komentar