Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Pembahasan Lengkap Tentang Isim Isyarah dan Maushul

Daftar Isi

Pembahasan Lengkap Tentang Isim Isyarah dan Maushul

Isim isyarah dan maushul termasuk bagian dari isim ma’rifah yang mana sebelumnya penulis telah menjelaskan secara lengkap dan rinci tentang isim ma’rifah lainnya yaitu isim dhamir dan isim alam.  

Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis akan mengulas secara lengkap mengenai isim isyarah dan isim maushul.

Pengertian Isim Isyarah

Isim isyarah adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu tertentu atau yang sering disebut dengan musyar ilaih.

Bentuk Isim Isyarah dan Pemakaiannya

Berikut pemakaian untuk mudzakkar:

ذَا : digunakan untuk mufrad mudzakkar.

ذَانِ : digunakan untuk tasniyah mudzakkar pada ketika rafa’.

ذَيْنِ : digunakan untuk tasniyah mudzakkar pada ketika nashab dan jar.

أُوْلَاءِ : digunakan untuk jamak mudzakkar.

Berikut pemakaian untuk muannas:

ذِيْ – ذِهْ – تِيْ – تِه - تَا : digunakan untuk mufrad muannas.

تَانِ : digunakan untuk tasniyah muannas pada ketika rafa’.

تَيْنِ : digunakan untuk tasniyah muannas pada ketika nashab dan jar.

أُوْلَاءِ : digunakan untuk jamak muannas.

Ketentuan

·    Dibolehkan untuk memasukkan ha tanbih (ه) pada setiap isim isyarah.

Contohnya seperti هذا – هذه - هؤلاء

·    Apabila musyar ilaih (yang ditunjukkan) itu jauh, sambungkan dengan kaf (ك) yang perubahannya sama dengan kaf pada isim dhamir.

Contohnya seperti ذَاكَ – ذَاكِ – ذَاكُمَا – ذَاكُمْ - ذَاكُنَّ

·    Dibolehkan menambah huruf lam (ل) sebelum huruf kaf (ك). Namun tidak pada tasniyah dan jamak menurut pendapat yang bacaannya panjang.

Contohnya seperti ذَالِكَ – ذَالِكِ – ذَالِكُمَا – ذَالِكُمْ – ذَالِكُنَّ

·    Lam tidak dibolehkan masuk pada mufrad apabila diawali ha tanbih (ه).

Isim Isyarah yang Menunjukkan kepada Tempat Dekat dan Jauh

Bentuk isim isyarah yang menunjukkan kepada tempat yang dekat adalah هُنَا – ههُنَا

Adapun bentuk isim isyarah yang menunjukkan kepada tempat yang jauh adalah

هُنَاكَ - ههُنَاكَ - هُنَالِكَ - هَنَّا - هِنَّا - ثَمَّ

Pengertian Isim Maushul

Isim maushul adalah kata yang membutuhkan shilah (penghubung) dan ‘a-id (dhamir yang kembali kepadanya).

Contohnya seperti kalimat جَاءَ الَّذِيْ نَصَرَ أَحْمَدَ (telah datang orang yang menolong Ahmad)

الَّذِيْ adalah isim maushul dan pada kata نَصَرَ tersimpan dhamir mustatir (هُوَ) yang kembali kepadanya (isim maushul, yaitu الَّذِيْ)

Pengertian Shilah dan ‘Aid

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada definisi di atas bahwa isim maushul membutuhkan shilah dan ‘aid.

Shilah

Shilah adalah jumlah (kalimat) atau yang menyerupai jumlah setelah isim maushul.

Shilah yang berbentuk jumlah adalah kalimat yang tersusun dari fi’il dan fa’il (jumlah fi’liyah) atau mubtada dan khabar (jumlah Ismiyah).

Berikut contohnya:

·   Fi’il dan fa’il : جَاء الَّذِيْ قَامَ أبُوْهُ

·   Mubtada dan khabar: جَاء الَّذِيْ أبُوْهُ قَائِمٌ

Sedangkan shilah yang menyerupai jumlah ada 3 macam:

1.  Zharaf

2.  Jar majrur

3.  Sifat yang sharih (isim fa’il dan isim maful yang diawali denga alif lam)

Contohnya:

·    Zharaf : جَاءَ الَّذيْ عِنْدَكَ

·    Jar majrur : جَاءَ الَّذيْ فِى الدَّارِ

·    Sifat yang sharih : جَاءَ الَّذيْ النَّاصِرُ زَيْدًا

Keterangan

Zharaf dan majrur bilamana berposisi sebagai shilah maka berkaitan dengan fi’il yang wajib dibuang, yaitu اسْتَقَرَّ (tetap).

‘Aid

‘Aid adalah dhamir yang sesuai bagi isim maushul, baik itu mufrad, tasniyah ataupun jamak dan terkadang ia dibuang atau tidak disebutkan.

Bentuk Isim Maushul dan Pemakaiannya

Isim maushul terbagi 2, yaitu:

1.     Nash

2.     Musytarak

Isim maushul nash terdapat 8 bentuk kata:

1. الَّذِيْ : digunakan untuk mufrad mudzakkar.

2. الَّتِيْ : digunakan untuk mufrad muannas.

3. اللَّذَانِ : digunakan untuk tasniyah mudzakkar pada ketika rafa’.

4. اللَّتَانِ : digunakan untuk tasniyah muannas pada ketika rafa’.

5. اللَّذَيْنِ : digunakan untuk tasniyah mudzakkar pada ketika nashab dan jar.

6. اللَّتَيْنِ : digunakan untuk tasniyah muannas pada ketika nashab dan jar.

7. اللَّذِيْنَ - الْأُولَى - اللَّذُوْنَ : digunakan untuk jamak mudzakkar.

8. اللَّائِيْ - اللَّاتِيْ - اللَّوَاتِيْ : digunakan untuk jamak muannas.

Isim maushul musytarak terdapat 6 bentuk kata:

1. مَنْ : digunakan untuk yang berakal dan terkadang sebaliknya

2. مَا : digunakan untuk yang berakal dan terkadang sebaliknya

3. أَيّ : digunakan secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal

4. أَلْ : digunakan secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal

5. ذُوْ : digunakan secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal

6. ذَا : digunakan secara umum, yakni untuk yang berakal dan tidak berakal

 

 

Sumber: Mutammimah

 

Posting Komentar