Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Mengenal beberapa Maf'ul dalam Ilmu Nahwu

Daftar Isi

Mengenal beberapa Maf'ul dalam Ilmu Nahwu

Dalam mempelajari kitab turast (kuning), kita sering mendengar beberapa istilah maf'ul, baik itu maf'ul bih, maf'ul fih, maf’ul mutlaq dan lain-lain. Keberagaman maf’ul tersebut pasti memiliki makna tersendiri.

Hal ini tentu bisa membuat kita keliru dalam memahami maksud dari masing-masing maful bila kita tidak mengerti apa substanti (makna) yang terkandung di dalamnya.

Nah, pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan secara detail substansi dari tiap-tiap maful, sehingga dengan memahaminya kita bisa terlepas dari kerancuan dalam mengartikannya.

Bentuk-Bentuk Maful

Dalam ilmu nahwu terdapat beberapa istilah maful, di antaranya:

1.  Maful bih

2.  Maful mutlaq

3.  Maful fih

4.  Maful li ajlih

5.     Maful maah

Maful Bih

Maful bih adalah isim yang menjadi sasaran perbuatan.

Contohnya seperti kalimat

نَصَرَ زَيْدٌ عَمْرًا

“si Zaid menolong si Umar”

Yang berposisi sebagai maful bih, yang mana ia adalah orang yang menerima perbuatan (menolong) si Zaid

Maful Mutlaq

Maful mutlaq adalah masdar yang fadhlah (pelengkap) untuk mentaukidkan (mengukuhkan) makna amil, menjelaskan macam amil dan menjelaskan bilangan amil.

Contohnya seperti kalimat

ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرْبًا

“Aku sungguh telah memukul si Zaid.”

ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرْبَ الْأَمِيْرِ

“Aku telah memukul si Zaid seperti pukulan raja.”

ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرْبَتَيْنِ

“Aku telah memukul si Zaid sebanyak dua kali pukulan.”

Dari uraian ini dapat kita pahami bahwa perbedaan maful bih dengan maful mutlaq adalah:

·   Maful bih merupakan objek perbuatan

·   Maful mutlaq harus berbentuk masdar

·   Maful mutlaq mempunyai tujuan tersendiri, yaitu mengukuhkan amil, menjelaskan macam dan bilangan amil.

Maful Fih

Maful fih adalah isim yang menunjukkan makna tempat dan masa atau yang sering disebutkan dengan zharaf zaman dan zharaf makan.

Contohnya seperti kalimat

قَامَ زَيْدٌ عِنْدَكَ

“si Zaid berdiri disisi engkau.”

اعْتَكَفْتُ أُسْبُوْعًا

“Aku beri’tikaf selama satu minggu.”

Dari uraian ini dapat kita pahami bahwa perbedaan maful fih dengan maful sebelumnya adalah dari sisi menunjukkan makna tempat dan masa.

Maful Min Ajlih

Maful min ajlih adalah isim yang disebutkan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan. Ia juga dinamakan dengan maful li ajlih dan maful lah.

Contohnya seperti kalimat

قَامَ زَيْدٌ إِجْلًالًا لِعُمَرٍو

“si Zaid berdiri karena memuliakan si Umar.”

Dari uraian ini dapat kita pahami bahwa perbedaan maful min ajlih dengan maful sebelumnya adalah dari sisi menjelaskan sebab terjadinya perbuatan.

Maful Maah

Maful maah adalah isim yang disebutkan setelah waw dengan makna ma’a untuk menjelaskan zat yang menyertai perbuatan.

Contohnya seperti kalimat

جَاءَ الْأَمِيْرُ وَالْجَيْشَ

“Raja telah datang beserta tentara.”

Dari uraian ini dapat kita pahami bahwa perbedaan maful ma’ah dengan maful sebelumnya adalah dari sisi menjelaskan zat yang menyertai perbuatan.

 

 

Sumber: Mutammimah

 


Posting Komentar