Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Penjelasan Lengkap Tentang Isim Dhamir dan Pemakaiannya

Daftar Isi

Penjelasan Lengkap Tentang Isim Dhamir dan Pemakaiannya

Sebagaimana yang telah kita pahami dari postingan sebelumnya bahwa dhamir adalah salah satu dari isim ma’rifah, yang mana ma’rifah merupakan lawan dari isim nakirah.

Kali ini penulis akan menjelaskan apa itu dhamir, berapa pembagiannya dan bagaimana cara pemakaiannya.

Pengertian Dhamir

Isim dhamir adalah kata yang digunakan untuk pembicara, lawan bicara (orang kedua) dan yang ghaib (orang ketika). Untuk lebih memahami, dhamir bisa diartikan dengan kata ganti.

Pembicara seperti kata ana (Ø£َÙ†َا) yang artinya saya.

Lawan bicara seperti Anta (Ø£َÙ†ْتَ) yang artinya engkau.

Ghaib seperti Huwa (Ù‡ُÙˆَ) yang artinya dia.

Pembagian Dhamir serta Pemakaiannya

Isim dhamir tebagi 2:

1.  Mustatir (tidak terlihat)

2.  Bariz (terlihat)

Mustatir

Mustatir adalah dhamir yang tidak diucapkan dalam pembicaraan. Adakala wajib dan adakala jawaz (boleh-boleh saja).

Dhamir mustatir yang wajib itu seperti dhamir yang keberadaannya diperkirakan dalam fi’il amar mudzakkar, fi’il mudhari’ yang diawali dengan huruf ta mudzakkar mukhathabah (ت), fi’il mudhari’ yang diawali dengan huruf hamzah (Ø£) atau fi’il mudhari’ yang diawali dengan huruf nun (Ù†).

Contohnya Idhrib (اضْرَبْ) – Taquumu (تَÙ‚ُÙˆْÙ…ُ) – Aquumu (Ø£َÙ‚ُÙˆْÙ…ُ) – Naquumu (Ù†َÙ‚ُÙˆْÙ…ُ).

Sedangkan dhamir mustatir yang jawaz itu seperti dhamir yang diperkirakan keberadaannya pada contohزَÙŠْدٌ Ù‚َائِÙ…ٌ

Bariz

Dhamir bariz adalah dhamir yang berbentuk dalam ucapan dan ia terbagi kepada 2:

1.  Muttasil (bersambung)

2.  Munfashil (terpisah)

Muttasil

Dhamir muttasil adalah dhamir yang tidak terletak pada permulaan kalimat dan tidak pula setelah illa (Ø¥ِÙ„َّا).

Contohnya seperti ta (ت) pada kata Ù‚ُÙ…ْتُ

Dhamir muttasil terbagi kepada 3 pembagian:

1.  Marfu’

2.  Manshub

3.  Majrur

Dhamir Muttasil Marfu’

Berikut contoh dhamir muttasi yang marfu’ dari kata fi’ilnya ضَرَبَ

ضَرَبْتُ :  Aku telah memukul

ضَرَبْÙ†َا :   Kami telah memukul

ضَرَبْتَ :  Kamu (laki-laki) telah memukul

ضَرَبْتِ :  Kamu (perempuan) telah memukul

ضَرَبْتُÙ…َا : Kamu berdua (laki-laki atau perempuan) telah memukul

ضَرَبْتُÙ…ْ :  Kalian (laki-laki) telah memukul

ضَرَبْتُÙ†َّ : Kalian (perempuan) telah memukul

ضَرَبَ :  Dia (laki-laki) telah memukul

ضَرَبَتْ : Dia (perempuan) telah memukul

ضَرَبَا :   Mereka berdua (laki-laki) telah memukul

ضَرَبَتَا :  Mereka berdua (perempuan) telah memukul

ضَرَبْÙˆُا : Mereka (laki-laki) telah memukul

ضَرَبْÙ†َ : Mereka (perempuan) telah memukul

Dhamir Muttasil Manshub

Berikut contoh dhamir muttasi yang manshub dari kata fi’ilnya Ø£َÙƒْرَÙ…َ

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙ†ِÙŠْ :   Dia telah memuliakan aku

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙ†َا :    Dia telah memuliakan kami

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙƒَ :    Dia telah memuliakanmu (seorang laki-laki)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙƒِ :    Dia telah memuliakanmu (seorang perempuan)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙƒُÙ…َا :  Dia telah memuliakan kamu berdua (laki-laki atau perempuan)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙƒُÙ…ْ :   Dia telah memuliakan kalian (para laki-laki)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙƒُÙ†َّ :  Dia telah memuliakan kalian (para perempuan)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙ‡ُ :    Dia telah memuliakannya (laki-laki sebagai orang ketiga)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙ‡َا :   Dia telah memuliakannya (perempuan sebagai orang ketiga)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙ‡ُÙ…َا :  Dia telah memuliakan mereka berdua (laki-laki atau perempuan)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙ‡ُÙ…ْ :   Dia telah memuliakan mereka (para laki-laki)

Ø£َÙƒْرَÙ…َÙ‡ُÙ†َّ :  Dia telah memuliakan mereka (para perempuan)

Dhamir Muttasil Majrur

Dhamir muttasil yang majrur sama seperti manshub, hanya saja dhamir majrur didahului dengan huruf jar atau amil jar.

Berikut contoh dhamir muttasi yang majrur dari kata fi’ilnya Ù…َرَّ

Ù…َرَّبِÙŠْ :   Dia telah berjumpa denganku

Ù…َرَّبِÙ†َا :    Dia telah berjumpa dengan kami

Ù…َرَّبِÙƒَ :   Dia telah berjumpa denganmu (seorang laki-laki)

Ù…َرَّبِÙƒِ :   Dia telah berjumpa denganmu (seorang perempuan)

Ù…َرَّبِÙƒُÙ…َا : Dia telah berjumpa dengan kamu berdua (laki-laki atau perempuan)

Ù…َرَّبِÙƒُÙ…ْ :   Dia telah berjumpa dengan kalian (para laki-laki)

Ù…َرَّبِÙƒُÙ†َّ :  Dia telah berjumpa dengan kalian (para perempuan)

Ù…َرَّبِÙ‡ِ :    Dia telah berjumpa dengannya (laki-laki sebagai orang ketiga)

Ù…َرَّبِÙ‡َا :   Dia telah berjumpa dengannya (perempuan sebagai orang ketiga)

Ù…َرَّبِÙ‡ِÙ…َا : Dia telah berjumpa dengan mereka berdua (laki-laki atau perempuan)

أمَرَّبِÙ‡ِÙ…ْ :  Dia telah berjumpa dengan mereka (para laki-laki)

Ù…َرَّبِÙ‡ِÙ†َّ :  Dia telah berjumpa dengan mereka (para perempuan)

Munfashil

Dhamir munfashil terbagi 2:

1.  Marfu’

2.  Manshub

Dhamir Munfashil Marfu’

Dhamir munfashil marfu’ terdapat 12 kata, yaitu:

Ù‡ُÙˆَ :   Dia seorang laki-laki

Ù‡ُÙ…َا :  Mereka berdua laki-laki

Ù‡ُÙ…ْ :   Mereka sekalian laki-laki

Ù‡ِÙŠَ :  Dia seorang perempuan

Ù‡ُÙ…َا :  Mereka berdua perempuan

Ù‡ُÙ†َّ :   Mereka sekalian perempuan

Ø£َÙ†ْتَ :  Kamu seorang laki-laki

Ø£َÙ†ْتُÙ…َا :  Kamu berdua laki-laki

Ø£َÙ†ْتُÙ…ْ :   Kamu sekalian laki-laki

Ø£َÙ†ْتِ :   Kamu seorang perempuan

Ø£َÙ†ْتُÙ…َا :  Kamu berdua perempuan

Ø£َÙ†ْتُÙ†َّ :   Kamu sekalian perempuan

Ø£َÙ†َا :     Saya

Ù†َØ­ْÙ†ُ :   Kami

Dhamir Munfashil Manshub

Dhamir munfashil manshub terdapat 12 kata, yaitu:

Ø¥ِÙŠَّايَ :  Kepadaku

Ø¥ِÙŠَّانَا :  Kepada kami

Ø¥ِÙŠَّاكَ :  Kepadamu (seorang laki-laki)

Ø¥ِÙŠَّاكِ :  Kepadamu (seorang perempuan)

Ø¥ِÙŠَّاكُÙ…َا : Kepada kamu berdua (laki-laki atau perempuan)

Ø¥ِÙŠَّاكُÙ…ْ :  Kepada kamu sekalian (para laki-laki)

Ø¥ِÙŠَّاكُÙ†َّ :  Kepada kamu sekalian (para perempuan)

Ø¥ِÙŠَّاهُ :    Kepadanya (laki-laki)

Ø¥ِÙŠَّاهُÙ…َا : Kepada mereka berdua (laki-laki atau perempuan)

Ø¥ِÙŠَّاهُÙ…ْ :  Kepada mereka (laki-laki)

Ø¥ِÙŠَّاهُÙ†َّ : Kepada mereka (perempuan)

Ketentuan

·  Dhamir mustatir tidak diperdapatkan kecuali berbentuk marfu’, adakalanya sebagai fa’il ataupun naib fa’il.

·  Dhamir bariz munfashil yang marfu’, jika terletak pada permulaan maka ia berposisi sebagai mubtada.

·  Dhamir bariz munfashil yang manshub hanya berposisi sebagai maf’ul bih.

·  Jika memungkinkan untuk menggunakan dhamir muttasil, tidak boleh meletakkan dhamir munfashil

·  Semua kata dhamir hukumnya mabni.

 

Wallahu A’lam bi al-Shawab...

Semoga bermanfaat...

 

Sumber: Mutammimah

 

 


Posting Komentar