Penjelasan Shalat Sunat: Rawatib Witir Dhuha (Fiqh Shalat)
Penjelasan Shalat Sunat: Rawatib Witir Dhuha
Shalat Sunah adalah shalat yang dilakukan selain daripada shalat fardhu. Sunah merupakan suatu ibadah yang diberi pahala bila dikerjakan dan tidak berdosa bila ditinggalkan.
Di sini penulis akan menjelaskan tentang bentuk shalat sunah dan
hal yang berkaitan dengannya.
Pembagian Shalat Sunah
Shalat sunah selain daripada shalat fardhu terbagi 2, yaitu:
1. Tidak disunahkan berjamaah
2. Disunahkan berjamaah
Tidak Disunahkan Berjamaah
Shalat sunah yang tidak disunahkan pelaksannaannya secara berjamaah,
di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Sunah rawatib
2. Witir
3. Dhuha
4. Tahiyat masjid
5. Istikharah
6. Ihram
7. Thawaf
8. Wudhu
9. Awwabin
10. Tasbih
11. Jenazah
12. Sunah muthlaq
Rawatib
Shalat Sunah rawatib adalah shalat yang dikerjakan menyertai shalat
fardhu.
Rawatib terdapat pada beberapa tempat:
· 2 rakaat sebelum subuh
· 4 rakaat sebelum dzuhur dan Jumat
· 4 rakaat setelah Dzuhur dan Jumat
· 4 rakaat sebelum ashar
· 2 rakaat yang ringan sebelum maghrib
· 2 rakaat setelah maghrib
· 2 rakaat setelah isya
Dalam beberapa redaksi terdapat perbedaan para ulama dalam
menentukan rawatib. Hal ini terjadi karena melihat dari sisi muakkad (kuatnya),
bukan kesunahannya.
Keterangan
· Waktu shalat rawatib qabliyah (sebelum
shalat fardhu) adalah ketika masuk waktu shalat fardhu yang menyertainya. Sedangkan
ba’adiyah (setelah shalat fardhu) yaitu setelah mengerjakan shalat fardhu.
· Adapun habisnya waktu shalat rawatib
adalah ketika keluar waktu shalat fardu, baik itu qabliyah ataupun ba’diyah.
Dalam artian, qabliyah yang dikerjakan setelah shalat fardhu termasuk shalat tunai
(bukan qadha)
· Seandainya sunah yang memiliki waktu
terlewatkan, seperti shalat rawatib, shalat hari raya, shalat Dhuha dan
lain-lain, disunahkan untuk mengqadhanya.
Witir
Witir adalah shalat sunah yang dilakukan setelah mengerjakan shalat
isya hingga terbit fajar.
Jumlah Rakaat Witir
Minimal rakaat witir adalah satu rakaat. Sedangkan maksimalnya 11
rakaat.
Seandainya seseorang melakukan witir melebihi dari satu rakaat,
boleh memisahkan antara rakaat dengan salam. Dalam artian, boleh berniat serta
melakukannya dengan dua rakaat dan semisalnya.
Orang yang melebihi dari satu rakaat, boleh dilakukan secara
bersambung-sambung dengan satu tasyahud di rakaat terakhir atau dua tasyahud di
dua rakaat terakhir.
Namun, memisahkan lebih utama daripada menyambung.
Ketentuan Witir
· Sunah menjadikan shalat sunah witir
sebagai akhir daripada shalat malam
· Jika seandainya seseorang telah melakukan
witir kemudian tahajud maka tidak perlu untuk mengulanginya
· Witir disunahkan berjamaah jika
dikerjakan setelah shalat tarawih secara berjamaah
· Disunahkan qunut di akhir witir pada
setengah yang akhir daripada bulan Ramadan dan disunahkan setelahnya untuk
membaca:
الّلهمّ إنّا نستعينك ونستغفرك ونستهديك ونُؤْمِنُ بك ونتوكل عليك ونُثنِي
عليك الخير كله نَشْكُرك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك اللهم إيّاك نعبد ولك نُصلّي
ونسجد وإليك نَسْعَى ونحفِدُ (أي نسرع) أرجو رحمتك ونخشى عذابك إنّ عذابك الجدَّ
بالكفّار مُلحَقٌّ
"Ya Allah, kami
mohon pertolongan, ampunan dan hidayah kepadamu. Kami beriman dan tawakal
kepadamu dan kami tidak mengingkarimu. Kami cabut dan kami tinggalkan mereka
yang kurang ajar kepadamu. Ya Allah, hanya engkau yang kami sembah dan hanya
kepadamu kami shalat dan sujud. Hanya kepadamu kami menuju dan bersegera. Kami
berharap rahmatmu dan kami takut azabmu. Sesungguhnya azabmu yang pedih menimpa
orang yang kafir.”
Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilaksanakan pada waktu
terangkatnya matahari seukuran tongkat hingga tergelincir.
Jumlah Rakaat Dhuha
Minimal shalat dhuha dilakukan dengan dua rakaat. adapun
maksimalnya sebanyak 12 rakaat.
Namun yang lebih utama sebanyak 8 rakaat, sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh imam Nawawi dalam kitab Tahqiq dan Majmu’ dan juga kebanyakan
para ulama yang lain.
Keterangan
· Disunahkan untuk salam dari setiap
dua rakaat
· Disunahkan membaca surah al-Syams
dan al-Dhuha atau surah al-Kafirun dan al-Ikhlas
Tahiyat Masjid
Tahiyat masjid adalah shalat yang dilaksanakan ketika masuk masjid
sebelum duduk.
Adapun jumlah rakaat shalat tahiyat masjid adalah sebanyak dua
rakaat.
Keterangan
· Shalat tahiyat masjid tercapai
dengan melaksanakan shalat fardhu atau shalat sunah yang lain, baik itu menyertai
dengan niat tahiyat ataupun tidak, karena tujuan shalat tahiyat masjid adalah adanya
shalat sebelum duduk.
· Shalat tahiyat masjid tidak tercapai
dengan melaksanakan satu rakaat. Begitu juga dengan shalat jenazah, sujud
tilawah dan sujud syukur.
· Disunahkan melaksanakan shalat
tahiyat masjid secara berulang-ulang dengan sebab berulang-ulang masuk.
Shalat yang Disunahkan Berjamaah
Adapun shalat sunah yang disunahkan berjamaah adalah sebagai berikut:
1. Shalat hari raya
2. Shalat gerhana
3. Shalat Istisqa` (minta hujan)
4. Tarawih
Shalat yang disunahkan berjamaah ini lebih utama daripada shalat
yang tidak disunahkan berjamaah. Namun shalat rawatib lebih utama daripada shalat
tarawih karena Nabi Muhammad SAW rutin mengerjakan rawatib sebagaimana yang
dipahami daripada dalil-dalil.
Wallahu A’lam bi al-Shawab...
Semoga bermanfaat...
Sumber:
Fath al-Muin
Minhaj al-Thalibin
Posting Komentar