Apa Hikmah dari Sabar dan Syukur?
Apa Hikmah dari Sabar dan Syukur?
Sebelum
menuju negeri akhirat, dunia merupakan tempat manusia beramal dan mencari bekal
dalam menggapai kebahagiaan yang abadi. Ujian, cobaan dan masalah merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena dunia merupakan negerinya bala dan
cobaan.
Kita
sering merasa resah, gelisah dan sedih ketika ditimpa musibah dan masalah.
Tidak sedikit manusia yang salah menanggapinya. Bahkan ada yang keluar dari
ketentuan yang diridhai oleh Allah SWT. Na’udzubillah….
Tentu
kita semua paham bahwa jalan terbaik untuk menghadapi hal tersebut adalah
dengan sabar, syukur dan ikhlas. Dengan hal itu, kita akan mendapatkan
ketenangan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak, karena ketenangan
dan kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketenangan hati.
Diceritakan
sebuah kisah, yang mungkin bisa dijadikan inspirasi serta motivasi bagi kita
semua untuk selalu bersabar dan bersyukur terhadap apa yang telah ditentukan
oleh Allah SWT kepada kita. Supaya kita mendapatkan kebahagiaan dan ridha dari
pada Allah SWT.
Ketika berjalan di kota Bashrah, al-Atabi melihat seorang perempuan yang cantik jelita sedang bersenda gurau dengan seorang pria yang buruk rupa. Setiap kali wanita itu berbisik, laki-laki tersebut pun tertawa.
Melihat
kejadian itu, al-Atabi merasa heran serta penasaran hingga ia memberanikan diri
untuk bertanya kepada perempuan tersebut, “Siapa laki-laki itu?” tanya al-Atabi.
Perempuan itu menjawab, “Dia suamiku”.
Mendengar
jawaban dari perempuan tersebut, membuat ia semakin heran, lantas ia pun
bertanya lagi, “Kamu ini kan cantik, kok kamu mau menjadi istri dari seorang
pria yang jelek seperti itu? Sungguh,
ini adalah sesuatu yang mengherankan”.
Lantas
perempuan itu pun menjawab, “Boleh jadi, ketika ia mendapatkan perempuan
sepertiku, ia bisa bersyukur. Dan ketika aku mendapatkan suami sepertinya, aku
bisa bersabar. Bukankah orang yang selalu bersabar dan bersyukur merupakan
penghuni surga? Tidak pantaskah aku bersyukur kepada Allah atas karunia ini?”
Setelah
mendengarkan jawaban, al-Atabi merasa kagum dan ta’ajjub terhadap sikap yang
dilakukan oleh perempuan itu. Kemudian ia pun pergi dan meninggalkannya.
Kisah
ini terus berlanjut dari generasi ke generasi, bahkan sebahagian para ulama
mangabadikan kisah ini di berbagai kitab mereka, untuk bisa dijadikan motivasi bagi
seorang hamba sejati dalam menggapai ridha ilahi.
Wallahu A’lam bi al-Shawab…
Semoga
bermanfaat…
Posting Komentar