Cara Mempertahankan dan Meningkatkan Keimanan

Daftar Isi

Cara Mempertahankan dan Meningkatkan Keimanan

Manusia yang ideal disisi Allah dan Rasulnya adalah manusia yang beriman dan mampu mempertahankan, serta meningkatkannya hingga akhir kehidupannya di dunia.

Salah satu cara untuk mempertahankan keimanan dalam diri kita adalah dengan melaksanakan ketaatan dengan memperbanyak ibadah. Tidak ada cara yang lebih efektif untuk mempertahankan iman, selain dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan iman yang kokoh, kita akan menjadi hamba yang bertakwa, sehingga dapat menjadi hamba yang mulia di sisi Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Imam Fakhr al-Din al-Razi dalam kitab tafsirnya, Mafatih al-Ghaib, menjelaskan bahwa untuk mencapai derajat yang paling mulia di sisi Allah, kita perlu terlebih dahulu bertakwa kepadanya.

Untuk meraih predikat takwa, kita harus melaksanakan semua kewajiban yang diperintahkan dan menjauhi semua larangannya. Dengan demikian, kita akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah melalui ketakwaan yang kita lakukan.

Melaksanakan kewajiban menunjukkan bahwa kita adalah umat Islam yang taat dan patuh terhadap perintah Allah SWT. Sebaliknya, melakukan maksiat merupakan bentuk ketidakpatuhan dan pembangkangan terhadap larangan yang telah ditetapkannya.

Takwa tidak hanya diterapkan di tempat ibadah saja, tetapi bertakwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan iringi perbuatan buruk dengan hal-hal yang baik, niscaya sesuatu baik itu akan menghapus dampak dari perbuatan yang buruk, dan berprilakulah terhadap sesama manusia dengan etika yang baik.” (HR Muadz bin Jabal).

Takwa adalah salah satu jalan untuk menjadi ahli surga. Bahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.

Rasulullah bersabda:

سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ اَلْجَنَّةَ؟ قَالَ: تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

“Rasulullah pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak menyebabkan manusia masuk surga. Rasulullah menjawab: Takwa kepada Allah dan prilaku yang baik.” (HR Abu Hurairah).

Selain memiliki semangat untuk menjalankan ketaatan, umat Islam juga diharapkan untuk meninggalkan segala larangan, dengan tidak melakukan maksiat serta semua tindakan yang berpotensi menimbulkan dosa dan bisa mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Sebab, kita tidak mengetahui pada maksiat yang mana Allah akan murka ataupun dalam ibadah yang mana Allah akan meridhai.

Sayyid Ali Zainal Abidin dalam kitab al-Fushul al-Ilmiah wa Ushul al-Hikamiyah, yaitu:

اِنَّ اللهَ أَخْفَى رِضَاهُ فِيْ طَاعَتِهِ، وأَخْفَى سُخْطَهُ فِيْ مَعْصِيَتِهِ، وأَخْفَى أَوْلِيَاءَهُ فِيْ عِبَادِهِ

“Sungguh Allah merahasiakan ridhanya dalam ketaatan (yang dilakukan hambanya), merahasiakan kemurkaannya dalam maksiat-maksiat (kepadanya), dan merahasiakan para kekasihnya di antara hamba-hambanya.”

Allah SWT merahasiakan ridhanya dalam ketaatan yang dilakukan oleh umat Islam, supaya mereka tidak meremehkan ketaatan, apapun bentuknya. Meskipun ketaatan tersebut tampak biasa di mata manusia, bisa jadi itu sangat berharga di sisi Allah.

Demikian pula dengan kemaksiatan, Allah merahasiakan kemurkaannya supaya manusia tidak mudah berbuat maksiat. Dengan cara ini, mereka akan merasa takut untuk melakukan maksiat karena tidak mengetahui maksiat yang mana yang akan mendatangkan siksa.

 

Wallahu A’lam bi al-Shawab...

Semoga bermanfaat...

Posting Komentar