Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Berselancar di Dunia Digital bagi Wanita Muslimah

Daftar Isi

Berselancar di Dunia Digital bagi Wanita Muslimah

Oleh: Tgk. Marhamah Muslim (Aceh)

Media sosial merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif dan mudah menjangkau berbagai informasi, baik di lingkungan sekitar maupun dari luar daerah.

Namun, media sosial tidak selamanya dapat memberikan kesan positif, khususnya bagi kalangan Muslimah. Hal ini, tergantung bagaimana cara kita menggunakan dan mengendalikannya.

Di sini, penulis akan menjelaskan sedikit tentang bagaimana sebaiknya Wanita Muslimah dalam bermedia sosial, dan juga dampaknya bagi diri pribadi maupun orang lain.

Muslimah Bermedia Sosial

Terkadang, sebagai seorang Muslimah, kita enggan untuk mencoba berbaur dengan masyarakat melalui media, yang sebenarnya sangat mudah untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, tergantung kitanya, mau atau tidak.

Kita bisa melatih public speaking dengan menyebarkan konten-konten yang bersifat positif, seperti praktik keagamaan seputar muslimah. Misalnya, tata cara memakai mukena yang benar, wudhu yang benar, tayamum yang benar, dan sebagainya. Tentunya, kita juga harus menjaga etika saat mempraktikkannya sesuai dengan ketentuan syara’.

Perumpamaan Media Sosial

Media sosial, dapat diibaratkan seperti pisau. Di mana, bila diberikan kepada seorang ibu untuk memasak, tentunya si ibu akan mempergunakan pisau tersebut sebaik mungkin, sehingga dapat menghasilkan masakan yang lezat dan nikmat.

Namun, bila diberikan kapada anak-anak, ia akan mempergunakan pisau tersebut sesuka-hatinya, bahkan dapat melukai dirinya sendiri atau orang lain.

Perlukah Seorang Muslimah Bermedia Sosial?

Tak dapat dipungkiri, begitu banyak konten yang tersebar di platfrom media sosial, dipenuhi dengan berbagai hal yang tak senonoh, keluar dari koridor syariat, mengundang maksiat, menimbulkan persengketaan antar sesama, dan juga berbagai fitnah lainnya.

Sebagai seorang Muslimah yang baik, sudah seharusnya kita prihatin dengan kenyataan ini. Memang kita tak punya hak untuk melarang platfrom media dan penggunanya agar tidak mengisi dan menyebarkan konten-konten tersebut.

Namun, kita bisa berinisatif untuk ikut andil dalam memanfaatkannya dengan mengisi, dan menyebarkan konten-konten yang bermanfaat bagi umat. Sehingga, platfrom tersebut tidak hanya menjadi ajang timbulnya hal yang berbau negatif, tetapi juga dapat menghasilkan informasi yang bersifat positif.

Di samping itu, media sosial juga banyak di isi dengan konten-konten keagamaan. Namun, tidak sesuai dengan ketentuan syara’. Fenomena semacam ini, semakin menguatkan kita, khususnya santri dan Muslimah sejati, untuk ikut dalam memanfaatkan teknologi, semacam media sosial ini.

Seperti persoalan haid, nifas, istihadhah, dan semisalnya, melalui konten atau video, yang dapat memberikan pelajaran dan pedoman bagi para Perempuan muslim. Di mana, persoalan ini merupakan ikon keagamaan yang sangat rumit di kalangan para Muslimah, sehingga sangat penting untuk dibahas dan diketahui oleh setiap Wanita muslim.

Konsep dalam Bermedia Sosial

Kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat, membuat semua kalangan, tak luput juga perempuan, memiliki akses lebih luas untuk mendapatkan, serta berbagi informasi, berinteraksi, dan berkreasi.

Di samping bermanfaat, hal tersebut juga dapat mendatangkan bahaya, sehingga memerlukan tanggung jawab besar untuk tetap menjaga etika dan moral, dengan memperhatikan beberapa hal agar tidak terpengaruh oleh dampak negatif yang dihasilkan dari media sosial. Di antaranya yaitu:

Niat

Niat yang baik merupakan kunci utama dalam memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya sebagai sarana dakwah, berbagi ilmu, atau memperkenalkan kebudayaan yang bersifat positif. Sedangkan niat yang buruk, dapat menjerumuskan pada penyebaran fitnah, kebencian, dan hal yang bersifat negatif lainnya.

Bijak dalam Memilih Konten

Sikap yang bijak dalam memilih konten adalah hal yang sangat diperlukan dalam bermedia sosial, khususnya bagi Wanita Muslimah. Salah satunya dengan memilih konten yang positif, mendidik, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sehingga, konten yang kita sebarkan bermanfaat untuk semua orang dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hindari membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya (hoaks), dan konten yang dapat merusak akhlak, seperti ujaran kebencian, kekerasan, asusila, dan hal lainnya, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Menjaga Kehormatan Diri

Menjaga kehormatan diri dapat dilakukan dengan tidak memposting photo atau video dengan ter-buka aurat, juga berpakaian yang tidak layak, yang jauh dari norma-norma Islam dan dapat menghilangkan kehormatan diri sebagai Wanita Muslimah.

Sikap ini, sangat penting untuk diperhatikan dan dijalankan. Jika kita ingin menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah misalnya, berpenampilan lah dengan sopan dengan menggunakan pakaian sesuai aturan syara’. 

Hal ini, juga menjadi penilaian orang lain seberapa jauh kita mengamalkan aturan syara’.

Sebagai Wanita Muslimah sejati, dalam berdakwah dan menyampaikan perihal agama di media sosial, alangkah baiknya untuk tidak menampakkan diri, meskipun dengan tertutup aurat. 

Hal ini, dapat dilakukan melalui rekaman suara saja. Di mana, metode ini bertujuan untuk meminimalisir terjadi fitnah dikalangan para pria.

Bersikap Sabar dan Toleran

Platfrom media sosial, tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan yang berakibat muculnya perselisihan, baik antar individu, kelompok, maupun ras. Menunjukkan sikap sabar dan toleransi dalam menghadapi perbedaan adalah sebuah keniscayaan bagi setiap muslimah.

Komentar atau pendapat yang tidak sesuai, harus dihadapi dengan sikap bijaksana dan tidak terbawa emosi, karena Islam mengajarkan kita untuk selalu berusaha menciptakan kedamaian dan menghindari konflik.

Menghindari Penyebaran Fitnah dan Ghibah

Seorang Muslimah yang baik, hendaknya menghindari berbicara atau membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya, terutama informasi yang dapat menyinggung atau merugikan pihak lain.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw. Yaitu: “Janganlah kalian saling membenci, mendengki, dan membicarakan keburukan orang lain.” (HR. Muslim).

Sarana Menebar Kebaikan

Media sosial dapat dimanfaatkan untuk memberikan inspirasi melalui konten yang mendidik dan bermanfaat bagi semua kalangan, seperti mengedukasi tentang agama, meluruskan segala bentuk kesalah pahaman, memperkenalkan kebudayaan Islam, dan hal yang bermanfaat lainnya. Hal ini, dapat membawa dampak positif, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga masyarakat luas.

Bijak dalam Mengatur Waktu

Salah satu tantangan terbesar dalam bermedia adalah kecanduan. Penggunaan waktu yang berlebihan dalam bermedia sosial, seringkali membuat seseorang terjebak, sehingga mengabaikan kewajiban dan tanggung jawab.

Seorang muslimah sebaiknya bijaksana dalam mengatur waktu, dengan tidak mengabaikan kewajiban ibadah, keluarga, dan tanggung jawab lainnya, hanya karena larut dalam dunia digital. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur waktu yang baik, agar kewajiban, perkerjaan, dan tanggung jawab tidak terbengkalai.

Kesimpulan

Dari paparan yang telah penulis jelaskan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa bermedia sosial di berbagai platfrom digital, bukan lah hal yang harus dihindari, begitu juga bagi Wanita Muslimah, melainkan dimanfaatkan dengan penuh kebijaksanaan dan tanggung jawab.

Seorang muslimah memiliki tanggung jawab penuh dalam menjaga etika dan akhlak saat berinteraksi dan membagikan konten di media sosial. 

Dengan menjaga niat, memilih konten yang positif, menjaga kehormatan diri, serta menghindari fitnah dan ghibah, seorang muslimah dapat memanfaatkan media sosial sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam bermedia sosial…!!

Bila kita menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan ilmu, berbagi pengalaman hidup, atau pun berdakwah, dengan tetap beretika sebagaimana yang telah penulis jelaskan sebelumnya, maka kita telah memanfaatkan media sosial dengan baik.

Namun sebaliknya, bila kita menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan fitnah, ghibah, memamerkan aurat, atau menyebarkan konten-konten yang tak sejalan dengan ketentuan syari’at, maka kita telah lengah dan tertipu dalam bermedia sosial. Hal semacam ini, dapat memunculkan efek yang buruk, tidak hanya bagi diri kita pribadi, tetapi juga orang lain.

Semoga kita semua dapat menjadi pengguna media sosial yang bijak dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, dan juga sejalan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Aamiin…

 

Wallahu A’lam bi al-Shawab…

Semoga bermanfaat…

 

 

*Penulis adalah Mahasantri Marhalah Ula Ma’had Aly MUDI Putri, Aceh.

Posting Komentar