Berselancar di Dunia Digital bagi Wanita Muslimah
![]() |
Berselancar di Dunia Digital bagi Wanita Muslimah |
Oleh: Tgk. Marhamah Muslim (Aceh)
Media sosial
merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif dan mudah menjangkau berbagai
informasi, baik di lingkungan sekitar maupun dari luar daerah.
Namun, media sosial tidak selamanya dapat memberikan kesan positif, khususnya bagi kalangan Muslimah. Hal ini, tergantung bagaimana cara kita menggunakan dan mengendalikannya.
Di sini, penulis akan menjelaskan sedikit tentang bagaimana sebaiknya Wanita Muslimah dalam
bermedia sosial, dan juga dampaknya bagi diri pribadi maupun orang lain.
Muslimah Bermedia Sosial
Terkadang, sebagai
seorang Muslimah, kita enggan untuk mencoba berbaur dengan masyarakat melalui
media, yang sebenarnya sangat mudah untuk dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari, tergantung kitanya, mau atau tidak.
Kita bisa
melatih public speaking dengan menyebarkan konten-konten yang bersifat positif,
seperti praktik keagamaan seputar muslimah. Misalnya, tata cara memakai mukena
yang benar, wudhu yang benar, tayamum yang benar, dan sebagainya. Tentunya, kita juga harus menjaga etika saat mempraktikkannya sesuai dengan ketentuan
syara’.
Perumpamaan Media Sosial
Media sosial,
dapat diibaratkan seperti pisau. Di mana, bila diberikan kepada seorang ibu
untuk memasak, tentunya si ibu akan mempergunakan pisau tersebut sebaik mungkin,
sehingga dapat menghasilkan masakan yang lezat dan nikmat.
Namun, bila diberikan kapada anak-anak, ia akan mempergunakan pisau tersebut
sesuka-hatinya, bahkan dapat melukai dirinya sendiri atau orang lain.
Perlukah Seorang Muslimah Bermedia Sosial?
Tak dapat
dipungkiri, begitu banyak konten yang tersebar di platfrom media sosial, dipenuhi dengan berbagai hal yang tak senonoh, keluar dari koridor syariat,
mengundang maksiat, menimbulkan persengketaan antar sesama, dan juga berbagai
fitnah lainnya.
Sebagai seorang
Muslimah yang baik, sudah seharusnya kita prihatin dengan kenyataan ini. Memang kita tak punya hak untuk melarang platfrom media dan penggunanya agar
tidak mengisi dan menyebarkan konten-konten tersebut.
Namun, kita
bisa berinisatif untuk ikut andil dalam memanfaatkannya dengan mengisi, dan
menyebarkan konten-konten yang bermanfaat bagi umat. Sehingga, platfrom
tersebut tidak hanya menjadi ajang timbulnya hal yang berbau negatif, tetapi
juga dapat menghasilkan informasi yang bersifat positif.
Di samping itu,
media sosial juga banyak di isi dengan konten-konten keagamaan. Namun, tidak
sesuai dengan ketentuan syara’. Fenomena semacam ini, semakin menguatkan kita,
khususnya santri dan Muslimah sejati, untuk ikut dalam memanfaatkan
teknologi, semacam media sosial ini.
Seperti persoalan haid, nifas, istihadhah, dan semisalnya, melalui konten atau video, yang dapat memberikan pelajaran dan pedoman bagi para Perempuan muslim. Di mana, persoalan ini merupakan ikon keagamaan yang sangat rumit di kalangan para Muslimah, sehingga sangat penting untuk dibahas dan diketahui oleh setiap Wanita muslim.
Konsep dalam Bermedia Sosial
Kemajuan
teknologi yang terus berkembang pesat, membuat semua kalangan, tak luput juga perempuan,
memiliki akses lebih luas untuk mendapatkan, serta berbagi informasi,
berinteraksi, dan berkreasi.
Di samping bermanfaat, hal tersebut juga dapat mendatangkan bahaya, sehingga memerlukan tanggung jawab besar untuk tetap menjaga etika dan moral, dengan memperhatikan beberapa hal agar tidak terpengaruh oleh dampak negatif yang dihasilkan dari media sosial. Di antaranya yaitu:
Niat
Niat yang baik merupakan
kunci utama dalam memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya sebagai
sarana dakwah, berbagi ilmu, atau memperkenalkan kebudayaan yang bersifat positif.
Sedangkan niat yang buruk, dapat menjerumuskan pada penyebaran fitnah, kebencian,
dan hal yang bersifat negatif lainnya.
Bijak dalam Memilih Konten
Sikap yang
bijak dalam memilih konten adalah hal yang sangat diperlukan dalam bermedia
sosial, khususnya bagi Wanita Muslimah. Salah satunya dengan memilih konten yang positif,
mendidik, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sehingga, konten yang kita sebarkan
bermanfaat untuk semua orang dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hindari
membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya (hoaks), dan konten yang
dapat merusak akhlak, seperti ujaran kebencian, kekerasan, asusila, dan hal lainnya,
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Menjaga Kehormatan Diri
Menjaga
kehormatan diri dapat dilakukan dengan tidak memposting photo atau video dengan
ter-buka aurat, juga berpakaian yang tidak layak, yang jauh dari norma-norma
Islam dan dapat menghilangkan kehormatan diri sebagai Wanita Muslimah.
Sikap ini, sangat penting untuk diperhatikan dan dijalankan. Jika kita ingin menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah misalnya, berpenampilan lah dengan sopan dengan menggunakan pakaian sesuai aturan syara’.
Hal ini, juga menjadi penilaian orang lain seberapa jauh kita mengamalkan aturan syara’.
Sebagai Wanita Muslimah sejati, dalam berdakwah dan menyampaikan perihal agama di media sosial, alangkah baiknya untuk tidak menampakkan diri, meskipun dengan tertutup aurat.
Hal ini,
dapat dilakukan melalui rekaman suara saja. Di mana, metode ini bertujuan untuk
meminimalisir terjadi fitnah dikalangan para pria.
Bersikap Sabar dan Toleran
Platfrom media
sosial, tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan yang berakibat muculnya
perselisihan, baik antar individu, kelompok, maupun ras. Menunjukkan sikap
sabar dan toleransi dalam menghadapi perbedaan adalah sebuah keniscayaan bagi
setiap muslimah.
Komentar atau
pendapat yang tidak sesuai, harus dihadapi dengan sikap bijaksana dan tidak
terbawa emosi, karena Islam mengajarkan kita untuk selalu berusaha menciptakan
kedamaian dan menghindari konflik.
Menghindari Penyebaran Fitnah dan Ghibah
Seorang Muslimah
yang baik, hendaknya menghindari berbicara atau membagikan informasi yang belum
jelas kebenarannya, terutama informasi yang dapat menyinggung atau merugikan
pihak lain.
Hal ini sejalan
dengan sabda Rasulullah saw. Yaitu: “Janganlah kalian saling membenci, mendengki,
dan membicarakan keburukan orang lain.” (HR. Muslim).
Sarana Menebar Kebaikan
Media sosial dapat
dimanfaatkan untuk memberikan inspirasi melalui konten yang mendidik dan
bermanfaat bagi semua kalangan, seperti mengedukasi tentang agama, meluruskan
segala bentuk kesalah pahaman, memperkenalkan kebudayaan Islam, dan hal yang
bermanfaat lainnya. Hal ini, dapat membawa dampak positif, tidak hanya bagi
diri sendiri, tetapi juga masyarakat luas.
Bijak dalam Mengatur Waktu
Salah satu
tantangan terbesar dalam bermedia adalah kecanduan. Penggunaan waktu yang
berlebihan dalam bermedia sosial, seringkali membuat seseorang terjebak,
sehingga mengabaikan kewajiban dan tanggung jawab.
Seorang
muslimah sebaiknya bijaksana dalam mengatur waktu, dengan tidak mengabaikan
kewajiban ibadah, keluarga, dan tanggung jawab lainnya, hanya karena larut
dalam dunia digital. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur waktu yang baik, agar
kewajiban, perkerjaan, dan tanggung jawab tidak terbengkalai.
Kesimpulan
Dari paparan
yang telah penulis jelaskan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa bermedia
sosial di berbagai platfrom digital, bukan lah hal yang harus dihindari, begitu
juga bagi Wanita Muslimah, melainkan dimanfaatkan dengan penuh kebijaksanaan
dan tanggung jawab.
Seorang muslimah memiliki tanggung jawab penuh dalam menjaga etika dan akhlak saat berinteraksi dan membagikan konten di media sosial.
Dengan menjaga niat, memilih konten yang
positif, menjaga kehormatan diri, serta menghindari fitnah dan ghibah, seorang
muslimah dapat memanfaatkan media sosial sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Oleh karena
itu, berhati-hatilah dalam bermedia sosial…!!
Bila kita menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan ilmu, berbagi pengalaman hidup, atau pun berdakwah, dengan tetap beretika sebagaimana yang telah penulis jelaskan sebelumnya, maka kita telah memanfaatkan media sosial dengan baik.
Namun sebaliknya,
bila kita menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan fitnah, ghibah,
memamerkan aurat, atau menyebarkan konten-konten yang tak sejalan dengan ketentuan
syari’at, maka kita telah lengah dan tertipu dalam bermedia sosial. Hal semacam
ini, dapat memunculkan efek yang buruk, tidak hanya bagi diri kita pribadi,
tetapi juga orang lain.
Semoga kita semua
dapat menjadi pengguna media sosial yang bijak dan bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain, dan juga sejalan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Aamiin…
Wallahu A’lam
bi al-Shawab…
Semoga
bermanfaat…
Posting Komentar