Jadilah orang pertama yang menerima update artikel terbaru dari kami!!!

Malam Lailatul Qadar: Keistimewaan, Waktu, dan Hikmahnya

Daftar Isi

Malam Lailatul Qadar: Keistimewaan, Waktu, dan Hikmahnya

Oleh: Tgk. Muhammad Khalidin, S.Ag (Aceh)

Salah satu keistimewaan terbesar dalam bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an. Malam ini dipenuhi dengan rahmat dan keberkahan, dengan banyak malaikat yang turun membawa kedamaian dan kesejahteraan dari awal hingga akhir malam.

Namun, kapan tepatnya malam Lailatul Qadar terjadi?

Mayoritas ulama Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa malam ini terjadi dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil. Akan tetapi, tidak ada satu pun manusia yang mengetahui kepastian waktunya secara spesifik.

Apakah Nabi Muhammad Mengetahui Lailatul Qadar?

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: Apakah Nabi Muhammad sendiri mengetahui kapan malam Lailatul Qadar?

Dalam hal ini, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian berpendapat bahwa Rasulullah mengetahui kapan tepatnya malam tersebut, sementara sebagian lainnya mengatakan bahwa beliau tidak mengetahuinya.

Syekh Sayyid Abdullah bin Muhammad bin As-Shiddiq Al-Ghumari (wafat 1992 M), seorang ulama hadits asal Maroko, dalam kitabnya Ghayatul Ihsan fi Fadhli Zakatil Fitri wa Fadhli Ramadhan berpendapat bahwa Nabi mengetahui waktu malam Lailatul Qadar.

Ada dua dalil utama yang beliau gunakan untuk mendukung pandangan ini:

1.  Indikasi dari Al-Qur'an

Pendapat ini didasarkan pada tafsiran Sufyan bin Uyainah terhadap firman Allah dalam Surat Al-Qadr:

كُلُّ شَيْءٍ مِنَ الْقُرْآنِ وَمَا أَدْرَاكَ فَقَدْ أَخْبَرَهُ بِهِ وَكُلُّ شَيْءٍ فِيهِ وَمَا يُدْرِيكَ فَلَمْ يُخْبِرْهُ بِهِ

“Setiap ayat dalam Al-Qur’an yang menggunakan redaksi وَمَا أَدْرَاكَ (Tahukah kamu...), berarti Allah telah memberitahukan kepada Nabi . Sedangkan jika menggunakan redaksi وَمَا يُدْرِيكَ (Apa yang bisa membuatmu tahu...), berarti Allah tidak memberitahukannya kepada Nabi .”

Dalam Surat Al-Qadr, Allah menggunakan frasa وَمَا أَدْرَاكَ, yang menunjukkan bahwa Nabi sebenarnya telah diberi tahu tentang malam Lailatul Qadar.

2.  Hadits dari Abdullah bin Unais

Hadits lain yang mendukung pandangan ini diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dengan sanad yang hasan dari sahabat Abdullah bin Unais. Ia bertanya kepada Nabi :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي أَيُّ لَيْلَةٍ تَبْتَغِي فِيهَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ؟ فَقَالَ: لَوْلَا أَنْ تَتْرُكَ النَّاسُ الصَّلَاةَ إِلَّا تِلْكَ اللَّيْلَةَ لَأَخْبَرْتُكَ

“Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku kapan malam Lailatul Qadar itu?” Nabi menjawab, “Jika saja manusia tidak akan meninggalkan shalat malam kecuali di malam itu, maka aku akan memberitahumu.”

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi mengetahui waktu Lailatul Qadar tetapi tidak diizinkan untuk mengungkapkannya.

Mengapa Lailatul Qadar Dirahasiakan?

Berdasarkan penjelasan Sayyid Abdullah Al-Ghumari, hikmah dari dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah agar umat Islam tidak bergantung hanya pada satu malam untuk beribadah. Jika malam tersebut diumumkan secara pasti, bisa jadi sebagian orang hanya akan beribadah di malam itu saja dan mengabaikan ibadah di hari-hari lainnya.

فَفِي هَذَا دَلِيلٌ عَلَى أَنَّهُ أَعْلَمَهَا بَعْدَ أَنْ نَسِيَهَا وَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ فِي تَعْيِينِهَا لِئَلَّا يَتَّكِلَ النَّاسُ وَيَتْرُكُوا الْعِبَادَةَ طُوَالَ السَّنَةِ

“Ini merupakan dalil bahwa Nabi mengetahui kapan Lailatul Qadar setelah sempat melupakannya, tetapi tidak diizinkan untuk menyebutkan waktu pastinya agar manusia tidak lalai dan hanya bergantung pada satu malam itu saja.” (Abdullah bin Muhammad bin As-Shiddiq Al-Ghumari, Ghayatul Ihsan fi Fadhli Zakatil Fitri wa Fadhli Ramadhan, hal. 53).

Hikmah Dirahasiakannya Lailatul Qadar

Pendapat ini juga diperkuat oleh Syekh Wahbah Az-Zuhaili (wafat 2015 M) dalam kitabnya At-Tafsirul Munir, di mana beliau menjelaskan bahwa kerahasiaan malam Lailatul Qadar memiliki hikmah besar, seperti:

1.  Agar manusia terus beribadah dengan giat sepanjang bulan Ramadhan, bukan hanya pada satu malam tertentu.

2.  Sebagai bentuk kasih sayang Allah, karena jika seseorang melakukan kemaksiatan di malam tersebut tanpa sadar, maka ia tidak berdosa secara sengaja.

3.  Allah ingin melihat kesungguhan hamba-Nya dalam mencari Lailatul Qadar. Jika manusia tetap berusaha dalam ketidakpastian, Allah akan membanggakan mereka di hadapan para malaikat.

Sebagaimana beliau menuliskan:

“Ketidaktahuan seorang muslim atas kapan waktu tepatnya Lailatul Qadar merupakan bentuk rahmat baginya agar kemaksiatan yang dilakukan di malam tersebut tidak disengaja. Jika seorang hamba bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar, Allah akan membanggakannya di hadapan malaikat, Ini adalah kesungguhan mereka dalam perkara yang masih dalam perkiraan, bagaimana seandainya Aku menjadikan Lailatul Qadar itu diketahui oleh manusia?” (Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, juz 30, hal. 338).

Kesimpulan

Berdasarkan berbagai pendapat ulama, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad mengetahui kapan malam Lailatul Qadar terjadi, tetapi tidak diizinkan untuk mengungkapkannya demi menjaga semangat ibadah umatnya sepanjang bulan Ramadhan.

Kerahasiaan malam Lailatul Qadar merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya agar mereka tetap beribadah dengan penuh keikhlasan dan tidak hanya bergantung pada satu malam saja.

Maka, sebagai umat Islam, kita sebaiknya memperbanyak ibadah, dzikir, doa, dan amalan baik di seluruh malam bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh malam terakhir agar tidak kehilangan kesempatan mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.

Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapat malam penuh keberkahan ini. Aamiin.

 

Wallahu A’lam bi al-Shawab…

Semoga bermanfaat…

 

*Penulis adalah Mahasantri Pascasarjana Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga, dan juga Founder kepoinhikmah.com

Posting Komentar